Selasa, 12 Mei 2009 23.45

Nahkoda Yang Tersesat


“Sang nahkoda telah tersesat ! “itulah celoteh burung camar yang hinggap di tiang layar sebuah kapal yang sedang mengarungi samudra.

“Oh…sungguh malang nasib para penumpang kapal itu, cukupkah bekal mereka?”

“Tahukah mereka tersesat? “guman si burung camar.

“Sang nahkoda harus diingatkan ! “

Kisah apakah ini?

Penulis menyebutnya sebagai salah satu gambaran klise namun sarat makna tentang realitas persoalan bangsa Indonesia ditengah berbagai krisis multi dimensi yang luas dan universal.

Ada apa dengan bangsa ini ? Diperlukan mata hati yang terbuka untuk menemukan kesejatian makna pernyataan diatas.

Bangsa yang sembunyi

Sesungguhnya bangsa Indonesia memiliki anugerah yang tak ternilai baik kekayaan alamnya maupun potensi-potensi berharga yang terdapat didalamnya. Sebuah bangsa yang layak disebut sebagai prototype tatanan peradaban di dunia, ini terbukti dengan adanya berbagai jenis manusia dengan ras dan kultur yang berbeda hidup didalam bangsa ini seolah mewakili warna setiap bangsa didunia.

Inilah bangsa terbaik didunia yang masih sembunyi, bukan karena malu tapi karena tidak tahu. Ya bangsa ini tidak tahu bagaimana memulai langkah untuk menciptakan tatanan kehidupan terbaiknya.

Hal yang sesungguhnya terjadi dalam peradaban bangsa Indonesia saat ini merupakan pergulatan panjang dalam sebuah pencarian. Hampanya kesadaran akan jati diri hakiki sebagai bangsa yang besar pada pemimpin bangsa saat ini hanya melahirkan kelemahan dalam mengoptimalkan semua potensi yang ada.

Seorang pemimpin bangsa adalah nahkoda bagi bangsanya, ia harus tahu arah yang akan ditentukan untuk mencapai tujuan terbaiknya. Siapapun pemimpin bangsa ini hendaknya memiliki dasar jati diri universal yang lahir dari sumber peradaban luhur bangsa ini.

Satu hal penting yang menjadi kunci terwujudnya harapan tersebut adalah pemimpin yang berpikir positif. Konsep berpikir positif adalah konsep mudah yang sangat sulit dilakukan kecuali oleh jiwa yang berpangkal pada hati yang hidup yaitu hat yang senantiasa bereaksi spontan dan berkesinambungan terhadap segala hal yang menyentuh cakrawala pandangnya secara lahir dan batin. Kepekaan, kemantapan dan kekuatan yang dihasilkan menjadi energi penggerak langkah bagi sebuah keputusan yang tepat dengan keyakinan diri yang selaras dengan alamnya. Inilah syarat pertama untuk sebuah revolusi tak tercela yang akan merubah wajah peradaban bangsa ini.

Energi positif untuk bangsa

Kembali pada realitas yang ada di negeri ini, ada banyak cara mudah untuk memperbaiki keadaan sulit yang tengah terjadi. Untuk memerangi kemiskinan, hendaknya pemimpin bangsa ini segera merubah pola berpikirnya menjadi positif. Artinya buang keluhan dan gambaran kemiskinan, ciptakan imaji kemakmuranenergi pikiran positif yang dipancarkan akan menarik aura positif sesuai imaji yang diharapkan. dalam cakrawala pandang dan harapan. Kampanyekan kesejahteraan untuk menggugah kesadaran dan perubahan. Inilah rumus dari alam sebagai sebuah hukum daya tarik dimana sebuah

Secara teknis banyak hal yang dapat dilakukan sebagai langkah nyata dalam mewujudkan sebuah kemakmuran dan kesejahteraan. Dengan kekayaan alam dan sumber daya manusia yang besar sudah selayaknya masyarakat bangsa ini berada dalam standar hidup yang baik. Penguasaan setiap aset vital bangsa terlebih yang menyangkut hajat hidup semua rakyat seperti pertambangan dan industri strategis lainnya perlu dikaji ulang dan dikelola secara serius sehingga dapat memberi niai manfaat yang tinggi dan efektif bagi pembangunan kehidupan berbangsa yang lebih baik dari sebelumnya. Nasionalisasi terhadap aset-aset penting tersebut bukanlah hal yang tabu bagi sebuah bangsa yang besar dan bermartabat.

Reformasi ekonomi melalui kebijakan pengembangan makro ekonomi, seleksi integritas aparatur negara, transparasi pengelolaan pajak serta pelaksanaan anggaran negara sesuai jadwal adalah dasar bagi tercapainya surplus. Prioritas anggaran bagi peningkatan kinerja sektor pertanian dan kelautan adalah kebijakan yang tepat mengingat inilah potensi besar komoditas ekspor dan penunjang ketahanan pangan yang belum tergarap secara optimal. Ketersediaan dan distribusi pangan hingga pelosok negeri sebagai syarat sebuah kemakmuran dapat dilakukan dengan membentuk unit-unit logistik yang terintegrasi dan memiliki jalur intruksi yang independen berlandaskan keadilansosial. Langkah kebijakan pengetatan impor serta pembatasan peredaran mata uang asing khususnya untuk pembiayaan komoditas impor merupakan langkah yang tak kalah penting untuk mencegah inflasi.

Dalam skala mikro pembangunan ekonomi dapat dimulai dengan memaksimalkan fungsi koperasi serta penyaluran kredit usaha rakyat melalui birokrasi yang mudah dan terang disertai pendampingan edukasi yang dapat melatih sense kewirausahaan dan sifat tanggung jawab di dalam masyarakat.

Tujuan tebaik

Memulai sebuah perubahan besar memang diperlukan energi yang besar pula, namun dengan kebesaran jiwa dan kebijakan luhur yang membawa kemuliaan akan lahir sebuah kekuatan bersama dari seluruh elemen bangsa yang akan mengawal arah perjalanan bangsa menuju tujuan terbaiknya.

Pada akhirnya bahtera bangsa bernama Indonesia akan dapat terselamatkan bersama nahkoda yang telah tahu langkah awal menuju dermaga pentas dunia untuk bersandar bersama bangsa-bangsa besar lainnya. .

0 Comments On "Nahkoda Yang Tersesat"